Karakteristik servant antagonis leadership bersumber dari dua konsep paradoksal yang mengalami sintesa setelah terjadi proses dialektika atas teori servant leadership dan fenomena antagonistik dalam praktek kepemimpinan Gubenur NTT. Karakteristik servant leadership yang disodorkan oleh teoritisi Roberth K Greenleaf( dalam bukunya The As Servant Leader (1970), mentesiskan pada mulanya seseorang memiliki keinginan alamiah untuk menjadi pelayan. Selanjutnya secara sadar Ia bercita-cita menjadi pemimpin. Servant leader terdiri atas tiga dimensi utama yakni 1) dimensi karakteristik spirit servant leadership,2) dimensi karakteristik personaliti servant leadership 3) dimensi behavior Servant leadership. Setidak-tidaknya terdapat 30 variabel servant leader yang digagas para ahli servant leadership. Antagonistik leadership adalah satu paket fenomena yang menerangkan karakristik antagonistik yakni suatu perilaku kepemimpinan yang paradoks, berlawanan, bertentangan dan tidak lazim atau diluar kebiasaan. Karakter antagonistik kepemimpinan ini dibangun penulis dengan mengkonstruksi 16 variabel penelitian.Selain variabel penulis membangun taxonomi servant leadership dengan mengkategorikan secara sistematis tingkatan konsepsional, yang dimulai dengan melakukan : 1) Tes atau Uji benih servant leadership 2) Tes/Uji pertumbuhan benih servant leadership 3) Tes/ Uji karakteristik servant leadership 4) Tes/Uji karakteristik antagonistik leadership, 5) Tes/Uji karakteristik servant antagonistik leadership 6) Tes/Uji hipotesis : Jika servant leadership maka antagonistik leadership, Jika antagonistik leadership maka servant leadership 7) Integrasi dan dialektika Tesa servant leadership dan Anti Tesa antagonistik leadership menghasilkan Sintesa Servant antagonistik leadership.
Kepemimpinan Dalam Organisasi Gary Yukl Pdf Downloadl
Banyaknya karyawan dengan tingkatan komitmen organisasi yang kurang, dapat memunculkan sebuah kekhawatiran baru.Tingkatan komitmen organisasi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti eksternal (dari luar) diri karyawan seperti pemimpin diperusahaan, dan internal diri karyawan seperti kompetensi dari karyawan itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh Kepemimpinan dan kompetensi karyawan terhadap komitmen organisasi di Pt. Populer Kaca Utama. Penelitian inimenggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuisioner terhadap 60 karyawan lapangan dari Pt. Populer Kaca Utama.Peneliti melakukan pengujian berdasarkan beberapa latar belakang serta pendapat ahli dan di teliti dan disimpulkan menjadi beberapakesimpulan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa adanya pengaruh dari kepemimpinan dan kompetensi karyawan terhadapkomitmen organisasi. Oleh karena itu saran peneliti bagi Pt. Populer Kaca Utama ialah agar dapat selalu memperhatikan faktorkepemimpinan dan kompetensi karyawan untuk mendapatkan komitmen organisasi dari karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap perilaku knowledge sharing. Berdasarkan hasil uji regresi berganda pada 92 karyawan dengan menggunakan Multifactor Leadership Questionnaire (Form 5x-Short), Organizational Climate Instrument, dan Knowledge Sharing Behavior Questionnaire menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap knowledge sharing. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai R Squared dengan koefisien determinasi sebesar 0,261 = 26,1% yang berarti pengaruh kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap knowledge sharing adalah sebesar 26,1% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Jika dilihat lebih rinci menunjukkan bahwa variabel yang paling signifikan sumbangannya (nilai Î) terhadap variabel knowledge sharing adalah iklim organisasi, diikuti oleh laissez faire, kepemimpinan tansformasional dan terkecil kepemimpinan transaksional. Hal ini menunjukkan penting untuk memperhatikan iklim organisasi untuk menunjang perilaku knowledge sharing di organisasi. Di samping itu hasil kepemimpinan transformasional menunjukkan koefisien negatif pada variabel laissez faire yang mengindikasikan pemimpin dan manajemen yang pasif terhadap bawahannya akan menurunkan tingkat knowledge sharing dalam organisasi.
Tulisan ini merupakan hasil pengamatan dan analisis terhadap fenomena konflik masyarakat di wilayah garis depan yang menjadi lokasi pendirian pabrik semen di jejeran pegunungan Kendeng Rembang. Ada hal menarik peran tokoh agama dapat memberikan pencerahan dan menciptakan situasi damai bagi kedua belah pihak yang berkonflik. Karena pihak-pihak yang berkonflik tersebut merupakan satu komunitas masyarakat muslim yang mestinya dapat menjaga ukhuwah meski berada dalam posisi yag saling berbeda menyikapi sikap investor dalam upayanya mendirikan pabrik semen. Hasil penelusuran perkembangan berita mengenai kasus Kendeng di Rembang, sikap kepemimpinan tokoh agama menjadi hal yang sangat urgen dalam mendampingi masyarakat yang secara psikologis membutuhkan dukungan moril dalam menghadapi realitas yang tidak dikehendakinya. Sikap tersebut ditunjukkan dengan mendasarkan tindakan tokoh agama pada nilai-nilai luhur ajaran Islam merespon perkembangan masyarakat dan relasinya dengan industrialisasi yang tengah berlangsung di Rembang.
2ff7e9595c
Comments